Perjalanan ini dimulai dari stasiun Jebres solo turun di Malang. Di dalam
kereta kami bertemu dengan rombongan pendaki dari Jakarta, yang kebetulan punya
tujuan yang sama yaitu Gunung Argopuro.
Akhirnya kami memutuskan untuk bergabung menjadi satu rombongan dengan mereka.
Perjalanan semakin tambah ramai
tentunya, setelah kita gabung dengan
rombongan Jakarta. Jumlah kami menjadi 12 orang sekarang.Turun dari kereta kami
lanjut naik bus dari Malang ke Probolinggo. Dan sambung lagi dari Probolinggo
ke alun - alun Besuki.
Langit menjelang senja, saat kami tiba di alun2 besuki, disini kami transit
sejenak menunggu angkutan ke basecamp Baderan datang.Kebiasaan penduduk
lokal disini, mereka doyan banget berkumpul di pinggir taman kota untuk
menikmati kopi hitam, yang rasanya tentu saja punya keunikan tersendiri dan
tidak akan ditemui ditempat lain. Sambil ngopi, biasanya ditemani aneka
gorengan khas besuki, yang rasanya lezat sekali hingga membuat kami pengen
nambah lagi.
ALUN - ALUN BESUKI
Suasana religius tampak sekali di kota ini, lantunan ayat- ayat suci alquran
terdengar mengalun merdu dari masjid agung Besuki membelah malam di alun - alun
besuki. Wanita disinipun kebanyakan juga mengenakan hijab.
Selesai makan dan jalan- Jalan di kota besuki,kami melanjutkan
perjalanan ke Basecamp Baderan. Sudah jam 9 malam saat kami tiba di
basecamp,kami istirahat dulu sejenak agar besok pagi bisa kembali bugar untuk
mulai melakukan pendakian ke pos 1.
Matahari
pagi mulai menyingsing , burung- burung pun berkicau bersahutan seakan
menyambut perjalanan kami berduabelas untuk mulai mendaki Gunung Argopuro ini .
Sesekali tampak juga monyet ekor panjang sedang bercandaria diatas dahan sebuah
pohon.Trek menuju pos Mata Air 1
melewati ladang penduduk memang sedikit terasa berat, Karena di
sepanjang perjalanan nyaris tanpa pepohonan yang tumbuh, Jalur setapak
yang menanjak dengan sisi kiri kanan bukit dan jurang menyuguhkan pesona
tersendiri dalam pendakian kali ini.
Hingga matahari terbenam kami baru sampai di Pos Mata Air 1. Acara memasak pun menjadi satu hal yang paling ditunggu setelah seharian berjibaku dengan trek yang begitu melelahkan. Selesai makan dan ngopi , Sholat maghrib dan isyak pun begitu syahdu digelar, dibawah naungan langit yang dipenuhi dengan bintang dan bulan yang terang, seakan berucap selamat datang kawan di taman langit yang indah. Malam itu kami semuanya tertidur pulas.
Hingga matahari terbenam kami baru sampai di Pos Mata Air 1. Acara memasak pun menjadi satu hal yang paling ditunggu setelah seharian berjibaku dengan trek yang begitu melelahkan. Selesai makan dan ngopi , Sholat maghrib dan isyak pun begitu syahdu digelar, dibawah naungan langit yang dipenuhi dengan bintang dan bulan yang terang, seakan berucap selamat datang kawan di taman langit yang indah. Malam itu kami semuanya tertidur pulas.
Pagi
perlahan menjelang, kudengar sahut sahutan burung kecil indah bernyanyi di atas
dahan yang kering,suara ayam hutan juga ikut ikutan nimbrung menyambut indahnya
pagi. Hari kedua Target kami adalah sampai di pos cikasur. Pos ini dulu pernah
menjadi bunker tentara jepang, dan juga terdapat bekas landasan helipad, Hari
kedua kami sudah mulai terbiasa dengan trek Argopuro yang menanjak dan naik
turun, dan acapkali melewati beberapa padang savana yang sangat luas. Sore
sebelum Maghrib kami sudah sampai di cikasur. Kami pun mandi sejenak di sungai cikasur yang begitu jernih dan
dingin.
Hari
ketiga kami memutuskan untuk membuka camp di cisentor . Camp ini hanya beberapa
jam saja untuk sampai ke puncak. Baru keesokan harinya pukul 3 pagi wib, kami
menjemput matahari terbit di puncak argopuro.Puncak
Rengganis adalah puncak yang pertama kali kami tuju, karena disini landscap
pemandanganya indah banget, dan istimewanya disini merupakan petilasan dewi
rengganis yang merupakan selir prabu Brawijaya VII.Di puncak ini masih sering
diadakan acara persembahan dari penduduk lokal ,sebagai bentuk ucap syukur
kepada tuhan atas berkah rejeki yang diterima. Dan kami melihat sisa – sisa
persembahan itu, berupa kulit kambing yang masih dipenuhi darah segar dan
beberapa ceceran darah yang sepertinya belum lama ditinggalkan .
Turun
dari puncak rengganis kami lanjut ke puncak argopuro. Angin kencang seakan
menyambut kami menuju puncak argopuro. Dipuncak ini terdapat reruntuhan candi
yang sudah tidak beraturan bentuknya.
Puas menikmati puncak kami segera turun .Setelah Turun dari puncak dan kembali ke cisentor, kita memutuskan untuk langsung turun ke Danau Taman Hidup. Karena perbekalan juga sudah mulai menipis. Perjalanan menuju danau taman hidup dari pos cisentor memakan waktu kira- kira 7- 8 jam. Jalur yang disuguhkan ternyata tak kalah menantang dengan jalur trek baderan. Jalur Bremi ternyata lebih sulit dan melelahkan. Di awal awal perjalanan, kami disuguhi dengan vegetasi hutan yang begitu rapat. Rumput ilalang setinggi 2 meter disisi kiri kanan jalur, seolah selalu menyambut langkah kami. Tak jarang ilalang itu menutup jalur kami. Belum lagi kalo tak sengaja menyentuh tumbuhan penyengat Girardinta palmate atau dalam bahasa lokal sering disebut dengan “jancukan” sontak sekujur tubuh yang terkena tumbuhan ini akan menjadi panas dan pedih,yang efeknya masih terasa hingga 12 jam.
Puas menikmati puncak kami segera turun .Setelah Turun dari puncak dan kembali ke cisentor, kita memutuskan untuk langsung turun ke Danau Taman Hidup. Karena perbekalan juga sudah mulai menipis. Perjalanan menuju danau taman hidup dari pos cisentor memakan waktu kira- kira 7- 8 jam. Jalur yang disuguhkan ternyata tak kalah menantang dengan jalur trek baderan. Jalur Bremi ternyata lebih sulit dan melelahkan. Di awal awal perjalanan, kami disuguhi dengan vegetasi hutan yang begitu rapat. Rumput ilalang setinggi 2 meter disisi kiri kanan jalur, seolah selalu menyambut langkah kami. Tak jarang ilalang itu menutup jalur kami. Belum lagi kalo tak sengaja menyentuh tumbuhan penyengat Girardinta palmate atau dalam bahasa lokal sering disebut dengan “jancukan” sontak sekujur tubuh yang terkena tumbuhan ini akan menjadi panas dan pedih,yang efeknya masih terasa hingga 12 jam.
Senja
mulai menjelang dan kegelapan pun sebentar lagi datang. Namun, belum ada tanda
- tanda kalau danau taman hidup sudah dekat. Kami semua seolah merasakan hal
yang sama. Perasaan resah dan gelisah datang bertubi- tubi memenuhi pikiran
kami. Karena sampai malam yang gelap pun kami masih belum bisa keluar dari
hutan, terkadang kami juga mendengar suara - suara aneh yang berasal dari balik
semak - semak . Dan hal itulah yang menggelayuti pikiran kami. Walaupun kondisi
capek dan lapar mendera, kami tetap fokus untuk jalan terus hingga sampai di
danau Taman hidup.
Hingga
akhirnya, Setelah melaui perjuangan yang panjang, Sampailah kami di Danau taman
hidup.Kira - kira sudah pukul 09.00 malam saat itu.Tak terbayang betapa
bahagianya kami waktu itu, Perasaan lega dan haru menyelimuti pikiran kami.
Seakan baru saja terbebas dari lingkaran penghuni rimba Argopuro. Dan acara
memasakpun menjadi agenda yang ditunggu tunggu,walau hanya ada nasi dan mie
rebus, kami makan Lahap sekali waktu
itu,mungkin karena Perut yang sudah keroncongan menahan lapar, setelah
berjibaku seharian dengan rimbunnya hutan. Malam ini menjadi malam terindah
sepanjang perjalanan kami di Argopuro.
Pagi
perlahan menjelang, sayup sayup terdengar suara nyanyian burung berkicau di
pagi hari yang cerah ini. Belum puas rasanya kalau menikmati danau Taman
hidup , sebelum kita mandi bareng dan bermain- main air dengan para sahabat.
Terimakasih untukmu sahabat . Tanpa
terasa 7 hari sudah kita menghabiskan waktu bersama. Makan dari tempat yang
sama, minum dari gelas yang sama dan tidur satu tenda bersama.
Sebelum
pulang Kami mengabadikan moment kegembiraan itu dengan berfoto bareng dan
memanjatkan doa bersama. segera setelah itu kami turun gunung. Kami sudah rindu
orang tua, rindu masakan yang enak. Dan rindu Hal hal indah yang telah lama
kami tinggalkan dalam 7 hari ini. Terimakasih Argopuro Atas keindahanmu
.Semoga alammu tetap lestari dan terjaga dari tangan - tangan jahil manusia.
- perlengkapan dingin harus benar - benar oke,pada malam hari suhu sudah dipastikan ekstrem bisa sampai di bawah 5 derajat C.
- jangan jalan malam hari kecuali darurat,usahakan jalan di pagi hari untuk mencapai pos selanjutnya dengan perut sudah terisi,jangan terburu-buru,jalan bareng kawan lain nya dan saling memberi semangat.
- dalam perjalanan gunakan celana panjang dan sepatu untuk menutupi kaki dari serbuan tumbuhan yang dapat mengakibatkan luka,karena saya kemarin sempat terkena tumbuhan yang sering disebut "jancukan" ,dan itu rasanya nggak enak banget.
- jangan lupa bawa senter,karena track panjang takut nanti kemalaman mencapai pos
- gunakan tangan panjang yang berkerah untuk menutupi full badan anda dari sengatan matahari yang sangat panas yang dapat membuat kulit anda terbakar,dan juga untuk melindungi tangan anda tidak terkena tumbuhan berduri juga binatang kecil
- gunakan perasaan anda untuk memilih jalur yang tepat,lihat jalur utama dan fokus,karena memang ada banyak jalur pecahan dan pohon tumbang,selagi jalan juga perhatikan jalur yang tertutup rapat karena di balik semak2 rapat itu banyak kayu melintang yang dapat membuat anda tersendung dan jatuh.jalan pelan2 di jalur yang sangat rapat,jangan buru2 berjalan perhatikan jalur dengan mata kebawah
- hati2 di perjalanan khusus nya jalur cisentor menuju taman hidup,banyak sekali kita jumpai pohon api2 atau pohon jancukan,pohon ini dapat menyengat kulit pertama kena seperti tersetrum,sehabis itu panas dan gatal2,di sepanjang jalur ini memang harus extra hati2 karena kita akan melewati habitat tumbuhan ini dengan kondisi yang rapat di kanan kiri.di jalur cikasur menuju cisentor juga banyak pohon ini,tapi tidak sebanyak jalur cisentor menuju danau
0 komentar:
Posting Komentar